Senin, 14 November 2016

Cara Membuat Kristik atau Tusuk Silang


Assalamu'alaikum :)


Apa kabar teman-teman? Semoga Allah selalu memberi kesehatan dan kebahagiaan untuk kita semua.

Kali ini saya akan menuliskan bagaimana cara membuat kristik. Kerajinan kristik sebagian besar terdiri tadi tusuk silang.

Cara membuat tusuk silang sangat mudah, sebelumnya persiapkan dulu alat-alatnya.

Alat-alat yang diperlukan :
(jika membutuhkan penjelasan lebih lanjut mengenai peralatannya, klik disini.)

1. Kain aida atau kain strimin
2. Pembidangan
3. Jarum
4. Benang

Pertama, pasang kain di pembidangan. Pastikan kencang dan kuat, agar kain tidak kendur atau bergeser kertika menjahit.


Kedua, pasang benang di jarum. Kunci ujung benang agar tidak lolos dari lubang kain.


Ketiga, masukkan jarum pada titik mulai jahitan.



Keempat, membuat tusukan menyilang ke kanan atas


Kelima, keluarkan benang ke arah depan dari lubang di bawah tusukan sebelumnya


Keenam, buat tusukan menyilang ke kiri atas


Selesaiii (^^) tusuk silang sudah siap. Teman teman bisa membuat tusukan dari arah manapun yang diinginkan.

Jika ingin membuat tusukan lainnya, arahkan benang ke lubang yang diperlukan.
Misal membuat  4 tusukan di bawah tusukan pertama tadi. Keluarkan benang di baris bawah tusukan pertama


Lalu buat 4 tusukan menyilang ke kanan atas secara berturut-turut


Lalu buat tusukan menyilang ke kiri atas secara berturut-turut


Dan, selesai (^^)

Teman-teman bisa membuat tusukannya satu persatu, tapi saya pribadi lebih suka seperti langkah diatas.

Selamat mencoba
Semoga bermanfaat
^^

@Idea_Kristik

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-7675693489697463"
     crossorigin="anonymous"></script>

Menyulam



Alat Alat Menyulam Kain Strimin
.........................االسّلام عليكم

Selamat Datang di Diyah’s_Handmade


Di Indonesia kristik sendiri sudah ada sejak lama. Biasanya dijual dalam satu paket memakai strimin dan benang wol. Merek kristik yang terkenal di Indonesia yang beredar di toko-toko adalah Orchid.
Saat orang lain dengar tentang kristik, biasanya menjawab 'ibu-ku suka bikin itu' dan beranggapan bahwa kristik itu hobi nya ibu-ibu :p Ternyata saat menggali lebih tentang kristik, banyak hal yang bisa dibuat dengan kristik.

Pertama, 'apa itu kristik?'
Kristik dalam bahasa Inggris disebut cross stitch atau X stitch, artinya jahitan berbentuk silang (x).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn3X3eiihREGuxoNdy8TB1A9HrVkXkUOOaYtSPe4Q_zcJVw7VjaXlsTLvsUzfwCLsV-hSrqRdARBc8Y-AFprRxm8VVwbyAl2exyYCGOWjNaHydUB4zkdsdALuPS6hMAN3ImPzMgTWpV2R8/s1600/Alat+alat+kristik+1.jpg

Kristik sendiri terbuat dari jahitan atau sulaman berbentuk silang (x) dengan mengikuti pola tertentu. Hasilnya seperti lukisan, tetapi hasil sulaman tangan. Itu spesialnya. Di Indonesia sejak dulu sudah ada kristik, banyak rumah-rumah di Indonesia yang dihiasi kristik. Kristik bukan kerajinan yang bisa dibuat dalam satu hari, bisa sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan, tergantung orang yang buat juga sih :)

Sulam strimin hampir sama langkah-langkahnya dalam membuat sulam kristik.

Nah, apa saja yang dibutuhkan?

1. Pola
Kristik dibuat berdasarkan pola. Pola dapat berupa apa saja, bunga, pemandangan, kaligrafi ataupun hewan. Pola bisa didapatkan dengan membeli, men-download secara gratis, atau membuat sendiri. Pola biasanya dibeli lengkap dengan peralatan kristik lain, seperti benang yang dibutuhkan, jarum dan kain, atau bisa hanya membeli polanya saja. Banyak website berbahasa Indonesia maupun asing yang menyediakan pola-pola kristik gratis. Untuk pola yang dibuat sendiri bisa dilakukan melalui software pembuat pola, tinggal memasukkan gambar/foto yang diinginkan dan diubah jadi pola.
Ini adalah contoh pola/contoh gambar  yang di download gratis dari website idea_kristik.blogspot.com
Description: Hasil gambar untuk kristik wisuda



2. Kain
Kain yang digunakan dalam penyulaman:
Description: Hasil gambar untuk kain strimin                    Description: Hasil gambar untuk kain strimin
(a)    Kain Strimin                                                          (b) Kain Kristik


3. Benang
Benang yang digunakan memiliki jangkauan warna yang luas. Merek-merek benang yang sering digunakan antara lain DMC, Anchor, Crescent Colour, J&P, Mill Hill. Ada juga benang-benang lain yang digunakan untuk menambah keindahan seperti benang emas. Di Indonesia banyak dijual kristik di toko-toko menggunakan benang wool.
Description: Hasil gambar untuk benang wol         Description: Hasil gambar untuk benang sulam

(a)    Benang Wol/untuk kristik                         (b) Benang Sulam strimin


4. Jarum
Jarum yang digunakan untuk kristik biasanya tidak tajam karena kain-kain yang digunakan dalam kristik sudah memiliki lubang. Lubang benang yang ada juga lebar, karena jumlah helai benang yang digunakan bisa bermacam-macam.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX_3ZNN7_d1Q9Sxn2O-Xho6mUaXYZf6OA8XX99PkJ6Qmrka90cHdJ-vdoxsOV2030n4tpycZ8zCoHZDzGkp2ljZDjOy_JqNh0Xy6oMABpKbjvSryGesHmT9kbMbYA6_FoNcI5vSARqNjgb/s1600/Alat+alat+kristik+16.jpg


Alat utama yang dibutuhkan adalah pola, benang, kain dan jarum. Dan ada juga alat tambahan yang dapat mempermudah dalam pembuatan kristik, yaitu:

5. Pembidangan
Pembidangan sudah umum digunakan dalam jahit menjahit dan sulam menyulam. Alat ini berfungsi untuk membentangkan kain sehingga lebih mudah dalam menjahit. Bentuknya ada yang bundar seperti contoh, ada yang kotak, dan adapula yang berkaki seperti meja.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6z2q6ock_110lsJQG6_dYgaVFwtzXQX0fTvS5rI6EpC2qNTflr3ciOKHnvpPZe5T32uB8eMVHyXOP880YqzLZha4IVN9EsWVYnR48zM5QhaXBhL9b8_Qsxt1U5Swm3Vj1zHPCo0RseaAZ/s1600/Alat+alat+kristik+17.jpg               Description: Hasil gambar untuk kristik wisuda




Semoga bermanfaat.
Terimakasih :)

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-7675693489697463"
     crossorigin="anonymous"></script>

Penerapan teknik observasi dalam penilaian hasil belajar siswa mapel sosiologi kelas X



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu upaya pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah  mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam dunia pendidikan untuk mengetahui apakah proses pendidikan berhasil sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan maka di adakanlah evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilannya. Kegiatan mengukur atau melakukan pengukuran adalah merupakan kegiatan yang paling umum dilakukan dan merupakan tindakan yang mengawali kegiatan evaluasi dalam penilaian hasil belajar.
Teknik evaluasi disebut juga instrumen atau alat pengumpul data[1] hasil belajar, tidak hanya tertuang dalam bentuk tes dengan berbagai bentuk atau variasinya, akan tetapi masih ada teknik lainya yang bisa digunakan, yaitu teknik non tes. Dan teknik nontes memiliki macam-macam bentuk. Didalam makalah ini penulis akan membahas mengenai penerapan teknik nontes yaitu observasi (pengamatan) sebagai alat evaluasi hasil belajar pada matapelajaran Sosiologi kelas X.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1   Apa pengertian teknik nontes?
1.2.2   Apa pengertian observasi?
1.2.3   Bagaimana penerapan teknik observasi dalam penilaian hasil belajar siswa mapel sosiologi kelas X?
1.2.4   Bagaimana bentuk integrasi keislaman dalam mapel sosiologi kelas X?
1.3  Tujuan
1.3.1   Untuk memahami definisi nontes
1.3.2   Untuk memahami definisi observasi
1.3.3   Untuk memahami penggunaan teknik observasi dalam penilaian hasil belajar siswa pada mapel sosiologi kelas X
1.3.4   Untuk memahami bentuk integrasi keislaman anatara teknik observasi pada mapel sosiologi kelas X


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknik Nontes
Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap (affective domain) dan ranah ketrampilan (Psychomotoric domain), sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).[2]
Dengan tenik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi).
Tehnik penilaian nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Tehnik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.

2.2 Pengertian Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.
a. Cara dan Tujuan Observasi
Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1.      Observasi partisipatif dan nonpartisipatif
Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan observasi nonpartisipatif, observasi tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka. Contoh observasi partisipatif : Misalnya guru mengamati setiap anak. Kalau observasi nonpartisipatif, guru hanya sebagai pengamat, dan tidak ikut bermain.
2.      Observasi sistematis dan observasi nonsitematis
  Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur sruktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori yang akan diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mngamati anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan, ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga. Kalau observasi nonsistematis maka guru tidak membuat kategori-kategori diatas, tetapi langsung mengamati anak yang sedang menanam bunga.
3.      Observasi Eksperimental
            Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja diadakan.
Sebagai alat evaluasi , observasi digunakan untuk:
a)            Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
b)            Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.
c)            Suatu tes essay/obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga kemampuan siswa dalam mengumpulkan data.
b. Sifat Observasi
            Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:
1.    Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran
2.    Direncanakan secara sistematis
3.    Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
4.    Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya.
c. Kelebihan dan Kelemahan Observasi
Observasi sebagai alat penilain nontes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1.      Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
2.      Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting.
3.      Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari teknik lain, misalnya wawancara atau angket.
4.      Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung memegang peran.
            Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1.      Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang menyanyi, dia kelihatan gembira, lincah . Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.
2.      Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.
3.      Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol sebelumya.

2.3 Penerapan Teknik Observasi dalam Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Matapelajaran Sosiologi Tingkat SMA kelas X
                   Dalam penilaian hasil belajar siswa, yaitu dengan teknik observasi. Siswa ditugasi untuk melakukan observasi mengenai matapelajaran sosiologi. Untuk itu, siswa diharapkan bisa melakukan observasi atas materi yang sudah disampaikan. Jika siswa faham akan materi yang disampaikan maka siswa akan mudah dalam melakukan observasi.
                   Dalam observasi ini juga bermanfaat untuk mendiagnosis dan pengembangan. Yang dimaksud dari hasil kegiatan evaluasi/penilaian untuk diagnostik dan pengembangan adalah penggunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya.[3]
                   Dalam teknik observasi digunakan untuk menilai, yang mana merupakan kemampuan menilai kegiatan sehingga dengan sengaja merespons lebih lanjut untuk mencari jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas apa yang terjadi.[4]
                   Teknik pembelajaran yang hendaknya siswa mengamati secara teliti obyek studi atau materi yang dipelajari dengan tujuan agar siswa mendapatkan gambaran dan pengertian yang jelas. Contoh : Siswa mengamati bagaimana perilaku penyimapangan sosial, dengan bimbingan dari para gurunya.

2.4 Teknik Observasi dalam Perspektif Islam

Surah Al-A’raf Ayat : 185
أوَلَمْ يَنظُرُوا۟ فِى مَلَكُوتِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَمَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَىْءٍ وَأَنْ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ قَدِ ٱقْتَرَبَ أَجَلُهُمْ ۖ فَبِأَىِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُوْنَ


Artinya :
Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman sesudah Al Quran itu?[5]
Tafsirnya:
Setelah mengangajak mereka memerhatikan penyampai risalah, kini Allah swt. Mengajak memperhatikan alam raya dengan firman-nya Apakah mereka buta dan tidak melihat dengan pandangan ihtibar( mengambil pelajaran ) terhadap apa yang terbentang pada kerajaan langit dan bumi dan apapun yang diciptakan Allah yang maha agung dari segala sesuatu yang telah tercipta selain kerajaan langit dan bumi itu dan apakah mereka tidak melihat secara memikirkan pula dengan rasa takut bahwa boleh jadi telah dekat ajal, yakni waktu kebinasaan, maka sebagai suatu rezim.[6]


1.  Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,



2.  Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.



3.  Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,



4.  Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],



5.  Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.



[1589]  Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.


            Qs. Al-'Alaq 1-5 menunjukkan bahwa dengan membaca kita akan mendapatkan pengetahuan dan untuk menguji kebenaran dari pengetahuan itu kita diharuskan untuk melakukan riset atau observasi yang nantinya akan menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan baru.
            Kesimpulan dari ayat al-Qur’an di atas, bahwasanya setelah kita mengetahui alam kita dianjurkan untuk melakukan pengamatan/observasi. Sehingga dengan observasi kita bisa belajar lebih dalam lagi.


BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
-          Dengan tenik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi).
-       Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatnya dilakukan secara sistematis.
-       Penerapan teknik observasi dalam penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi tingkat SMA kelas X memudahkan guru untuk mealukan penilaian hasil belajar. Karena dengan observasi siswa akan tahu secara langsung apa yang telah dipelajari dalam pembelajaran yang dimaksud oleh guru.
-       Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan mengenai pentingnya observasi/pengamatan.

2.      Saran
Demikian makalah penerapan teknik observasi (pengamatan) sebagai alat evaluasi hasil belajar pada matapelajaran Sosiologi kelas X ini disusun dengan bentuk yang sederhana, tentunya dengan harapan mudah dimengerti dan dipahami sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran bagi mahasiswa khususnya dilingkungannya atau mahasiswa perguruan tinggi pada umumnya. Penulis meenyadari bahwa isi makalah ini belum mencapai tahap kesempurnaan, oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang bisa membangun dan menyempurnakan isi makalah ini. Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung tersusunnya makalah ini, diucapkan banyak terima kasih, semoga bermanfaat



DAFTAR PUSTAKA
Chabib Thoha. 2003. Tenik Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT. Rosda Karya
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RINEKA CIPTA
Djuju Sujana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah; untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: CV. Yrama Widya




[1] Djuju Sujana. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah; untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia . (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2006).hlm. 173
[2] M. Chabib Thoha. Tenik Evaluasi pendidikan. (Jakarta: PT. Rosda Karya. 2003).hlm.1.
[3] Dimyati & Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: RINEKA CIPTA: 2002). Hal. 200-201
[4] Dimyati & Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: RINEKA CIPTA: 2002). Hal. 205
[5] QS. Al-A’rof: 185


<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-7675693489697463"
     crossorigin="anonymous"></script>